HUBUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN PERILAKU KELUARGA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS PANARUNG

Penulis

  • Putri Ayu Wulandari STIKes Eka Harap Palangka Raya
  • Hermanto STIKes Eka Harap Palangka Raya
  • Kristin Rosela STIKes Eka Harap Palangka Raya

Kata Kunci:

Lingkungan, Perilaku, Kejadian DBD

Abstrak

ABSTRAK

Kasus demam berdarah Dengue (DBD) di Indonesia terus meningkat, di tahun 2022 tercatat sebanyak 131.265 kasus. Begitu juga di provinsi Kalteng dari tahun ke tahun semakin meningkat, kasus DBD di Puskesmas Panarung juga  mengalami kenaikan,  pada tahun 2023 tercatat sebanyak 64 kasus. Penyakit DBD merupakan masalah kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan keluarga yang tidak bersih serta perilaku keluarga yang kurang peduli untuk menggunakan obat anti nyamuk, adanya kebiasaan buruk  keluarga yaitu menggantung pakaian, kurangnya kesadaran masyarakat dalam membersihkan bak mandi sehingga menyebabkan tingginya tingkat penularan dan penyebaran kasus DBD yang berisiko kematian dan menimbulkan dampak sosial yang terjadi antara lain menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurang usia harapan hidup dalam keluarga dan masyarakat. Mengetahui hubungan lingkungan sosial dan perilaku keluarga dengan kejadian demam berdarah Dengue di Puskesmas Panarung. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif jenis penelitian korelasional dengan pendekatan Cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental sampling didapatkan 97 responden, pengambilan data menggunakan kuesioner untuk analisis data menggunakan uji statistic Chi-square. Terdapat mayoritas keluarga dengan lingkungan sosial kurang sebanyak 86 responden (89%), mayoritas perilaku keluarga kurang sebanyak 60 responden (62%), kejadian DBD terdapat 32 orang (33%) pernah mengalami kejadian DBD dan 65 orang (67%) responden tidak pernah mengalami kejadian DBD. Adanya hubungan antara lingkungan sosial dengan kejadian DBD berdasarkan nilai p-value 0,001 (< 0,05) dan terdapat hubungan antara perilaku keluarga dengan kejadian DBD berdasarkan nilai p-value 0,003 ( < 0,05). Ada hubungan antara lingkungan sosial dan perilaku keluarga dengan kejadian demam berdarah Dengue di Puskesmas Panarung.

ABSTRACT

Cases of Dengue Haemoragic Fever (DHF) in Indonesia continue to increase; in 2022, there were 131,265 cases. Also, in the province of Kalteng, year on-year, cases of DBD in the Panarung Public Health Center have increased; in 2023, there were 64 cases. DBD is a health problem caused by an unclean family environment as well as family behavior that cares less about the use of anti-mosquito drugs, the presence of family bad habits such as hanging clothes and a lack of public awareness in cleaning baths, leading to high rates of transmission and spread of DBD cases that are at risk of death and have a social impact that occurs among other causes of panic in the family, death of family members, and decreased life expectancy in family and society. To know the relationship between social environment and family behavior and the occurrence of Dengue fever in the Panarung Public Health Center. The research design used is a quantitative type of correlational research with a cross sectional approach. Sampling techniques using Accidental sampling obtained 97 respondents, data collection using questionnaires for data analysis using Chi-square statistic tests. There was a majority of families with a social background of less than 86 respondents (89%), the majority family behavior was less than 60 respondents (62%), and there was a DBD incidence. 32 people (33%) had a DBD incident, and 65 people (67%) had never had a DBD incident. There was an association between the social environment and DBD events based on a p-value of 0.01 (< 0.05), and there was a relationship between family behavior and DBD occurrences based on a p-value of 0.03 (< 0.05). There is a connection between the social environment and family behavior with the occurrence of Dengue fever in the Panarung Public Health Center.

Unduhan

Diterbitkan

2024-03-31