PEMANFAATAN EKSTRAK KUNYIT KUNING (CURCUMA LONGA L.) SEBAGAI SUMBER KURKUMIN DALAM FORMULASI GEL PENYEMBUH LUKA BAKAR MENGGUNAKAN PELARUT CAMPURAN (ETANOL-AIR)

Penulis

  • Fajra Fadlia Nisa Universitas Muhammadiyah Bandung
  • Azni Azhari Universitas Muhammadiyah Bandung
  • Sheva Aulia Dianti Universitas Muhammadiyah Bandung
  • Cut Frisca Berliana Fitri Universitas Muhammadiyah Bandung
  • Raisya Akila Humaira Universitas Muhammadiyah Bandung
  • Ihsan Hakim Haviana Universitas Muhammadiyah Bandung
  • Dwintha Lestari Universitas Muhammadiyah Bandung

Kata Kunci:

Kunyit, Kurkumin, Gel, Kulit, Luka Bakar, Ekstraksi Etanol-Air

Abstrak

Luka bakar masih menjadi masalah kesehatan global dengan angka kejadian tinggi dan risiko komplikasi yang signifikan, sehingga mendorong kebutuhan akan alternatif terapeutik yang aman dan efektif. Kunyit (Curcuma longa L.), melalui kandungan utama kurkumin, menawarkan aktivitas antiinflamasi, antioksidan, dan regeneratif yang potensial, namun bioavailabilitas dan stabilitasnya yang rendah menuntut optimasi proses ekstraksi dan formulasi. Tinjauan ini menganalisis secara kritis efisiensi ekstraksi kurkumin menggunakan pelarut campuran etanol–air, karakterisasi ekstrak, serta formulasi gel topikal untuk penyembuhan luka bakar. Literatur menunjukkan bahwa pelarut campuran dengan komposisi etanol 70% atau rasio 70:30 menghasilkan rendemen dan kelarutan optimum dengan keamanan yang lebih baik dibanding etanol pekat. Selain itu, basis gel berbasis karbopol atau HPMC memberikan stabilitas fisikokimia yang baik, pH sesuai fisiologi kulit, serta meningkatkan penetrasi kurkumin. Bukti farmakologis dan praklinis mengonfirmasi bahwa kurkumin mempercepat penyembuhan luka melalui penurunan mediator inflamasi, peningkatan aktivitas antioksidan, dan stimulasi kolagenisasi, bahkan menunjukkan efektivitas yang kompetitif terhadap silver sulfadiazine. Secara keseluruhan, hasil kajian menegaskan bahwa kombinasi metode ekstraksi optimal dan formulasi gel yang tepat berpotensi menghasilkan kandidat fitofarmaka topikal yang aman, stabil, dan efektif untuk terapi luka bakar.

Burn injuries remain a significant global health problem due to their high incidence and substantial risk of complications, thereby driving the need for safe and effective therapeutic alternatives. Turmeric (Curcuma longa L.), through its major active compound curcumin, offers potent anti-inflammatory, antioxidant, and regenerative activities; however, its low bioavailability and poor stability necessitate optimization of extraction and formulation processes. This review critically examines the efficiency of curcumin extraction using ethanol–water mixed solvents, extract characterization, and the development of topical gel formulations for burn wound treatment. The literature indicates that mixed solvents containing 70% ethanol or a 70:30 ethanol–water ratio yield optimal curcumin content and solubility with improved safety compared to absolute ethanol. Furthermore, gel bases formulated with carbopol or HPMC provide favorable physicochemical stability, skin-compatible pH, and enhanced curcumin penetration. Pharmacological and preclinical evidence demonstrates that curcumin accelerates burn wound healing by reducing inflammatory mediators, enhancing antioxidant activity, and promoting collagen synthesis, with efficacy comparable to or exceeding that of silver sulfadiazine. Overall, the findings highlight that combining an optimized extraction method with an appropriate gel formulation has strong potential to produce a safe, stable, and effective topical phytopharmaceutical candidate for burn therapy.

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-14