HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA BAYI USIA 3-7 HARI
Kata Kunci:
Kekurangan Energi Knonik (KEK) Pada Ibu HamilAbstrak
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia, terutama di wilayah Jawa Timur. Menurut data dari BPS Jawa Timur, prevalensi KEK pada ibu hamil pada tahun 2021 sebesar 55,853 ibu hamil, lebih besar dibandingkan pada tahun 2018 yaitu 52.289 ibu hamil (BPS Jatim). Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah kondisi di mana ibu mengalami defisiensi energi dalam jangka Panjang (Rahayu et al., 2020). KEK sering dikaitkan dengan status gizi yang buruk sebelum dan selama kehamilan. Ibu yang mengalami KEK cenderung melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan faktor risiko utama terjadinya anemia pada bayi baru lahir. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian secara kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3-7 hari yang berkunjung ke Klinik dan Rumah Bersalin Delta Mutiara periode bulan April-Juni 2024 sejumlah 50 orang. Sampel diambil dari populasi tersebut dan besarnya ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Peneliti menggunakan Teknik accidental sampling. Karena teknik ini dapat membantu peneliti dalam mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian secara kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross Secsional. Hasil penelitian di Klinik Umum dan Rumah Sakit Bersalin Delta Mutiara Sidoarjo menunjukkan prevalensi kekurangan energi (KEK) pada ibu hamil didapatkan hasil sebagian besar tidak KEK 24 orang (80%). Riwayat anemia pada ibu hamil sebagian besar tidak anemia 19 orang (63%), anemia ringan 5 orang (17%), anemia sedang 3 orang (10%), anemia berat 3 orang (10%). Kejadian anemia pada bayi sebagian besar bayi tidak anemia 26 orang (87%) bayi yang anemia 4 orang (13%). Ada hubungan antara riwayat KEK dana anemia pada ibu hamil dengan kejadian anemia pada bayi usia 3-7 hari dengan nilai P=0,0.
Chronic Energy Deficiency (CED) and Anemia in pregnant women are serious health problems in Indonesia, especially in East Java. According to data from the East Java BPS, the prevalence of CED in pregnant women in 2021 was 55,853 pregnant women, higher than in 2018 which was 52,289 pregnant women (East Java BPS). Chronic Energy Deficiency (CED) in pregnant women is a condition in which the mother experiences long-term energy deficiency (Rahayu et al., 2020). CED is often associated with poor nutritional status before and during pregnancy. Mothers who experience CED tend to give birth to babies with low birth weight (LBW), which is a major risk factor for anemia in newborns. In this study, the author used a quantitative type of research. The population of this study was all babies aged 3-7 days who visited the Delta Mutiara Clinic and Maternity Home in the period April-June 2024, totaling 50 people. Samples were taken from this population and the size was determined based on the Slovin formula. The researcher used the accidental sampling technique. Because this technique can help researchers in obtaining samples that meet the research criteria. In this study, the author used a quantitative type of research using a Cross Sectional approach. The results of the study at the General Clinic and Delta Mutiara Sidoarjo Maternity Hospital showed that the prevalence of energy deficiency (KEK) in pregnant women showed that most did not have KEK 24 people (80%). History of anemia in pregnant women, most did not have anemia 19 people (63%), mild anemia 5 people (17%), moderate anemia 3 people (10%), severe anemia 3 people (10%). The incidence of anemia in infants, most babies were not anemic 26 people (87%) and babies with anemia 4 people (13%). There is a relationship between the history of KEK and anemia in pregnant women with the incidence of anemia in infants aged 3-7 days with a value of P = 0.01.


