EFEKTIVITAS ANTIKONVULSAN ALAMI DAN SINTESIS: PERBANDINGAN BERBASIS WAKTU
Kata Kunci:
Antikonvulsan, Onset Kejang, Waktu Kematian, Simplisia Daun Kelor, Penelitian EksperimentalAbstrak
Epilepsi masih menjadi gangguan neurologis utama yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, yang ditandai dengan kejang yang tidak dapat diprediksi dan berulang. Berbagai agen terapeutik telah dikembangkan, termasuk senyawa sintetis dan nabati, namun efektivitas komparatifnya dalam manajemen kejang masih dalam penyelidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan efektivitas enam pengobatan antikonvulsan - Pregabalin, Gabapentin, natrium karboksimetil selulosa, karbamazepin, fenitoin, dan ekstrak daun Moringa oleifera - dalam hal onset kejang dan waktu kelangsungan hidup pada model hewan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain eksperimental post-test-only yang melibatkan delapan belas mencit laboratorium, dibagi secara merata ke dalam enam kelompok perlakuan. Kejang diinduksi secara kimiawi, dan dua variabel diukur: waktu terjadinya kejang dan waktu kematian. Data dianalisis menggunakan analisis varians satu arah, diikuti dengan uji post hoc Tukey untuk menentukan perbedaan kelompok pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa natrium karboksimetil selulosa secara signifikan memperpanjang waktu kelangsungan hidup dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sementara Moringa oleifera dan Pregabalin menunjukkan penundaan onset kejang yang paling lama. Analisis statistik mengkonfirmasi perbedaan yang signifikan pada kedua variabel di antara kelompok perlakuan. Kesimpulannya, pengobatan antikonvulsan yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda-beda dalam hal pengendalian kejang dan kelangsungan hidup. Sodium karboksimetil selulosa menunjukkan potensi yang tidak terduga dalam memperpanjang kelangsungan hidup, sementara Moringa oleifera menunjukkan harapan sebagai agen alami dalam menunda timbulnya kejang. Temuan ini menunjukkan bahwa menggabungkan pendekatan sintetis dan alami dapat menawarkan hasil terapi yang lebih baik dalam manajemen kejang dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Epilepsy remains a major neurological disorder affecting millions of people worldwide, characterized by unpredictable and recurrent seizures. Various therapeutic agents have been developed, including synthetic and plant-based compounds, but their comparative effectiveness in seizure management is still under investigation. This study aimed to evaluate and compare the effectiveness of six anticonvulsant treatments - Pregabalin, Gabapentin, sodium carboxymethyl cellulose, carbamazepine, phenytoin, and Moringa oleifera leaf extract - in terms of seizure onset and survival time in animal models. The study was conducted using a post-test-only experimental design involving eighteen laboratory mice, evenly divided into six treatment groups. Seizures were chemically induced, and two variables were measured: seizure onset time and time to death. Data were analyzed using one-way analysis of variance, followed by Tukey's post hoc test to determine group differences at the 0.05 significance level. The results showed that sodium carboxymethyl cellulose significantly prolonged survival time compared to the other treatments, while Moringa oleifera and Pregabalin showed the longest delay in seizure onset. Statistical analysis confirmed significant differences in both variables among the treatment groups. In conclusion, different anticonvulsant treatments produced varying results in terms of seizure control and survival. Sodium carboxymethyl cellulose showed unexpected potential in prolonging survival, while Moringa oleifera showed promise as a natural agent in delaying seizure onset. These findings suggest that combining synthetic and natural approaches may offer better therapeutic outcomes in seizure management and warrant further investigation.