MAKNA SOSIAL BUDAYA DI BALIK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS BALANTAK KABUPATEN BANGGAI, SULAWESI TENGAH
Kata Kunci:
Kontrasepsi, Makna Budaya, Gender, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Masyarakat LokalAbstrak
Penggunaan alat kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana (KB) tidak hanya berkaitan dengan aspek medis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna sosial budaya yang melatarbelakangi praktik penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat Balantak Selatan, Kabupaten Banggai. Pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologis digunakan untuk menggali pengalaman, persepsi, serta narasi masyarakat terkait kontrasepsi, melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap kontrasepsi dipengaruhi oleh nilai budaya, norma agama, struktur gender, serta mitos dan informasi keliru yang beredar di masyarakat. Tanggung jawab penggunaan kontrasepsi cenderung dibebankan kepada perempuan, sementara laki-laki berperan pasif meskipun berfungsi sebagai pengambil keputusan utama. Keputusan penggunaan kontrasepsi juga melibatkan pengaruh dari keluarga besar, tetua adat, dan tokoh agama. Di balik dinamika tersebut, mulai terlihat pergeseran makna keluarga ideal dari kuantitas menuju kualitas anak dan kesejahteraan keluarga. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya edukasi berkelanjutan, pelibatan tokoh masyarakat, peningkatan peran laki-laki, serta perluasan akses dan informasi kepada remaja guna memperkuat penerimaan dan praktik kontrasepsi yang lebih inklusif dan berbasis budaya lokal.