EFEKTIFITAS PIJAT BAYI UNTUK MEMPERCEPAT PEMULIHAN BATUK PILEK PADA BAYI DI TPMB SITI ASIYAH S,ST NGANJUK
Kata Kunci:
Pijat Bayi, Batuk Pilek, Pemulihan, Terapi Komplementer, Intervensi Non-FarmakologisAbstrak
Latar Belakang: Batuk pilek merupakan infeksi saluran pernapasan atas yang umum terjadi pada bayi, terutama pada usia 6–12 bulan saat sistem imun mengalami transisi dari kekebalan pasif menuju aktif. Penanganan non-farmakologis seperti pijat bayi menjadi alternatif terapi yang potensial untuk mempercepat pemulihan.Tujuan: Menganalisis efektivitas pijat bayi dalam mempercepat pemulihan batuk pilek pada bayi yang menjalani terapi di TPMB Siti Asiyah, S.ST Nganjuk. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain pre-eksperimental menggunakan pendekatan one group pretest-posttest melibatkan 40 bayi dengan gejala batuk pilek. Intervensi berupa pijat bayi dilakukan secara terstandar, dan kondisi bayi dievaluasi sebelum dan sesudah intervensi. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat signifikansi α=0,05. Hasil: Terjadi penurunan jumlah bayi dengan gejala batuk pilek dari 100% menjadi 32,5% pasca-intervensi. Sebanyak 67,5% bayi dinyatakan pulih. Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai Pearson Chi-Square = 17,729 dengan p<0,001, menunjukkan hubungan yang signifikan antara pijat bayi dan pemulihan gejala. Kesimpulan: Pijat bayi terbukti efektif sebagai terapi komplementer untuk mempercepat pemulihan batuk pilek melalui mekanisme stimulasi saraf parasimpatik, pelepasan hormon relaksasi, dan peningkatan sirkulasi limfatik serta respirasi. Pendekatan ini dapat diimplementasikan dalam praktik pelayanan kesehatan anak sebagai intervensi yang aman, ekonomis, dan aplikatif.
Background: The common cold is a prevalent upper respiratory tract infection in infants, particularly between the ages of 6–12 months when the immune system transitions from passive to active immunity. Non-pharmacological approaches such as infant massage have emerged as potential alternative therapies to accelerate recovery. Objective: To analyze the effectiveness of infant massage in accelerating recovery from the common cold in infants undergoing therapy at TPMB Siti Asiyah, S.ST Nganjuk. Methods: This quantitative study used a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest approach involving 40 infants presenting symptoms of the common cold. The standardized infant massage intervention was applied, and the infants’ conditions were evaluated before and after the intervention. Data analysis was conducted using the Chi-Square test with a significance level of α = 0.05. Results: There was a reduction in the number of infants exhibiting cold symptoms from 100% to 32.5% post-intervention. A total of 67.5% of infants were declared symptom-free. The Chi-Square test showed a Pearson Chi-Square value of 17.729 with p < 0.001, indicating a statistically significant relationship between infant massage and symptom recovery. Conclusion: Infant massage is proven to be effective as a complementary therapy for accelerating recovery from the common cold through mechanisms involving parasympathetic nerve stimulation, the release of relaxation hormones, and enhanced lymphatic and respiratory circulation. This approach can be implemented in pediatric health care practices as a safe, economical, and practical intervention.