UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) DAN DAUN BINAHONG (Anredera cordifolian (Ten.) Steenis) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

Penulis

  • Wina Safutri Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
  • Afi Sania Rosanti Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
  • Riza Dwiningrum Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
  • Anisa Udatul Fadilah Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

Kata Kunci:

Antibakteri, Daun Binahong, Rimpang Temulawak, Staphylococcus Aureus

Abstrak

Penyakit infeksi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terus berkembang dimana bakteri Staphylococcus aureus menjadi penyebabnya yang dapat menimbulkan  beberapa penyakit kulit seperti jerawat, abses kulit dan impetigo. Pengobatan  penyakit infeksi bakteri dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Pengobatan alternatif  yang dapat dilakukan selain menggunakan antibiotik yaitu dengan menggunakan tumbuhan alam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak dari rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza) dan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode  penelitian yang digunkaan adalah kuantitatif dengan model penelitian eksperimental di laboratorium, dan analisis data dilakukan menggunakan SPSS. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% selanjutnya dilakukan penujian skrining fitokimia pada ekstrak rimpang temulawak dan daun binahong, dibuat kombinasi dengan variasi konsentrasi 15:5, 15:30, 30:30, 30:15%. Uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi cakram.  Diameter zona hambat tertinggi dhasilkan  pada kombinasi ekstrak temulawak dan daun binahong konsentrasi 15:30% sebesar 5,00±0,40mm. Hasil uji statistik Kruskall Wallis menunjukkan adanya perbedaan rata-rata diameter zona hambat antar kelompok perlakuan dengan nlai p=0,002. Selanjutnya pada uji Mann Whitney masing-masing konsentrasi memiliki perbedaan rata-rata zona hambat yang bermakna (p<0,05) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.  Kesimpulan Kombinasi ekstrak rimpang temulawak dan daun binahong memiliki aktivitas antibakteri yang lemah.

The bacteria Staphylococcus aureus is the cause of many infectious disorders, including acne, skin abscesses, and impetigo. Infectious diseases are one of the most prevalent public health issues. Antibiotics are used in the treatment of contagious bacterial illnesses. In addition to the use of antibiotics, natural plants can be used as alternatives to treatment. The research objective was to determine the effectiveness of a combination of extracts from ginger rhizomes (Curcuma xanthorriza) and binahong leaves (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) on the growth of Staphylococcus aureus bacteria.  The research method used is quantitative with an experimental research model in the laboratory, and data analysis was carried out using SPSS. The extract was made by the maceration method using 96% ethanol solvent, then phytochemical screening tests were carried out on the extracts of temulawak rhizome and binahong leaves, made in combinations with variations in concentration of 15:5, 15:30, 30:30, 30:15%. Antibacterial test against Staphylococcus aureus bacteria using the disc diffusion method. The highest inhibition zone diameter was produced in the combination of temulawak extract and binahong leaves at a concentration of 15:30% of 5.00 ± 0.40 mm. The results of the Kruskall Wallis statistical test showed a difference in the average diameter of the inhibition zone between treatment groups with a value of p = 0.002. Furthermore, in the Mann Whitney test, each concentration had a significant difference in the average inhibition zone (p <0.05) in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. It can be concluded that the combination of temulawak rhizome extract and binahong leaves has weak antibacterial activity.

Unduhan

Diterbitkan

2024-12-30