UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN (MUS MUSCULUS) SEBAGAI ANTIDEPRESAN

Penulis

  • Aisa Dinda Mitra Sekolah Tinggi Harapan Ibu Jambi
  • Medi Andriani Sekolah Tinggi Harapan Ibu Jambi
  • Nurhafni Hafizah Sekolah Tinggi Harapan Ibu Jambi

Kata Kunci:

Allium Sativum, Antidepresan, Bawang Putih, Mencit Putih Jantan, Uji Gelantung, Uji Renang

Abstrak

Berdasarkan penelitian yang dikutip, bawang putih (Allium sativum) telah terbukti memiliki beberapa senyawa aktif seperti flavonoid dan saponin. Flavonoid ini dikenal memiliki potensi sebagai antidepresan karena kemampuannya untuk meningkatkan kadar neurotransmitter seperti serotonin dan norepinefrin dalam otak, serta Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), sambil menurunkan aktivitas Monoamine Oxidase (MAO). Senyawa flavonoid juga memiliki aktivitas stimulan pada sistem saraf pusat, merangsang pelepasan neurotransmitter eksitasi, dan mengubah energi melalui proses glikolisis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan mencit putih Jantan (Mus musculus) sebagai hewan uji. Dimana pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, diantaranya di aklimasi mencit putih Jantan (Mus musculus) terlebih dahulu selama 7 hari, kemudian pengambilan sampel, determinasi tanaman, pengolahan sampel, skrinning fitokimia, perlakuan terhadap hewan uji dengan melakukan uji Swimming Test dan Tail Suspension Test, dan analisis data menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil uji antidepresan dapat diketahui bahwa konsentrasi 20% memiliki efek antidepresan paling besar dibanding konsentrasi 10% dan 5% terhadap hewan uji. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak bawang putih. Semakin banyak ekstrak bawang putih yang dihasilkan maka semakin tinggi konsentrasi metabolit sekunder yang didapatkan. Ekstrak bawang putih (Allium sativum) memiliki aktivitas antidepresan pada mecit jantan putih (Mus musculus) dengan hasil yang paling baik yaitu pada ekstrak etanol bawang putih dengan dosis 20%.

Based on the research cited, garlic (Allium sativum) has been proven to have several active compounds such as flavonoids and saponins. This flavonoid is known to have potential as an antidepressant because of its ability to increase levels of neurotransmitters such as serotonin and norepinephrine in the brain, as well as Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), while reducing Monoamine Oxidase (MAO) activity. Flavonoid compounds also have stimulant activity in the central nervous system, stimulating the release of excitatory neurotransmitters and converting energy through the process of glycolysis. The method used in this research was an experimental method using male white mice (Mus musculus) as test animals. Where this research consists of several stages, including acclimation of male white mice (Mus musculus) first for 7 days, then sampling, plant determination, sample processing, phytochemical screening, treatment of test animals by carrying out the Swimming Test and Tail Suspension test. Test, and data analysis using SPSS. Based on the results of antidepressant tests, it can be seen that a concentration of 20% has the greatest antidepressant effect compared to concentrations of 10% and 5% on test animals. This cannot be separated from the influence of the content of secondary metabolite compounds contained in garlic extract. The more garlic extract produced, the higher the concentration of secondary metabolites obtained. Garlic extract (Allium sativum) has antidepressant activity in white male mice (Mus musculus) with the best results being the ethanol extract of garlic at a dose of 20%.

Unduhan

Diterbitkan

2025-06-29